Rabu, 19 Oktober 2016

Layanan Dari Telematika

    Layanan telematika merupakan sebuah layanan yang dilakukan melalui jaringan telekomunikasi, yaitu layanan yang disediakan melalui perpaduan antara komunikasi, media dan teknologi informasi. Berikut penjelasan berbagai macam layanan telematika yang terdiri dari :
  • Layanan Telematika di Bidang Informasi
         Layanan yang pertama adalah layanan informasi. Layanan ini memberikan kemudahan untuk mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan sebagai penunjang keputusan, memberikan wawasan sehingga dapat menggunakan informasi untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi. Contoh dari layanan telematika di bidang informasi :
Laporan Cuaca (Weather) layanan yang memberikan laporan tentang informasi cuaca.
Bursa Efek Jakarta (Jakarta Stock Exchange) layanan memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada publik.
  • Layanan Telematika di Bidang Keamanan
      Layanan yang kedua adalah layanan keamanan. Layanan yang memberikan fasilitas keamanan untuk menjaga suatu data dan informasi pada jaringan sehingga berjalan pada tempatnya. Contoh dari layanan telematika di bidang keamanan :
Antivirus  memberikan keamanan untuk menangkal dari serangan virus.
Internet Security mengamankan komputer dari ancaman akses koneksi lewat internet.

Fitur Pada Telematika            

         Antarmuka pengguna (bahasa Inggris: user interface) merupakan bentuk tampilan grafis yang berhubungan langsung dengan pengguna (user). Antarmuka pengguna berfungsi untuk menghubungkan antara pengguna dengan sistem operasi, sehingga komputer tersebut bisa digunakan user interface, berfungsi untuk menginputkan pengetahuan baru ke dalam basis pengetahuan sistem pakar (ES), menampilkan penjelasan sistem dan memberikan panduan pemakaian sistem secara menyeluruh step by step sehingga user mengerti apa yang akan dilakukan terhadap suatu sistem. Yang terpenting dalam membangun user interface adalah kemudahan dalam memakai/menjalankan sistem, interaktif, komunikatif, sedangkan kesulitan dalam mengembangkan/membangun suatu program jangan terlalu diperlihatkan.


         Antarmuka adalah komponen sistem operasi yang bersentuhan langsung dengan pengguna. Terdapat dua jenis antarmuka, yaitu Command Line Interface(CLI) dan Graphical User Interface(GUI). Terdapat dua jenis antarmuka yaitu:


  •         Command Line Interface(CLI), CLI adalah tipe antarmuka dimana pengguna berinteraksi dengan sistem operasi melalui text-terminal. Pengguna menjalankan perintah dan program di sistem operasi tersebut dengan cara mengetikkan baris-baris tertentu.Meskipun konsepnya sama, tiap-tiap sistem operasi memiliki nama atau istilah yang berbeda untuk CLI-nya. UNIX memberi nama CLI-nya sebagai bash, ash, ksh, dan lain sebagainya. Microsoft Disk Operating System (MS-DOS) memberi nama command.com atau Command Prompt. Sedangkan pada Windows Vista, Microsoft menamakannya PowerShell. Pengguna Linux mengenal CLI pada Linux sebagai terminal, sedangkan pada Apple namanya adalah commandshell. Berikut adalah gambar Command Line Interface.
  •         Graphical User Interface(GUI), GUI adalah tipe antarmuka yang digunakan oleh pengguna untuk berinteraksi dengan sistem operasi melalui gambar-gambar grafik, ikon, menu, dan menggunakan perangkat penunjuk ( pointing device) seperti mouse atau track ball. Elemen-elemen utama dari GUI bisa diringkas dalam konsep WIMP ( window, icon, menu, pointing device). Gambar GUI adalah :



Tokoh Telematika


RM Roy Suryo


  Siapa yang tak kenal dengan Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo atau disingkat KRMT Roy Suryo Notodiprojo atau lebih dikenal sebagai Roy Suryo lahir di Yogyakarta pada tanggal 18 Juli 1968 dari pasangan Prof. Dr. KPH Soejono PH, SpS., SpKJ (Alm.) dan Ray Soeratmiyati Notonegoro (Alm.). Pada tanggal 10 Desember 1994, Roy Suryo menikah dengan Ririen Suryo, SH, CN, MH. Atau lebih dikenal Ismarindayani Priyanti atau akrab disapa Ririen. Mereka bertemu saat keduanya masih kuliah di kampus yang sama, yaitu di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Saat itu Ririn kuliah di Fakultas Hukum sedangkan Roy Suryo kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi. Ririen berkarier di dunia perbankan, sampai menduduki jabatan Regional Wealth Manager Bank Mandiri Kantor Wilayah Jakarta Thamrin sebelum akhirnya mengundurkan diri untuk fokus mendampingi Roy Suryo menjalani tugas-nya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga.

     Roy Suryo menyelesaikan kuliah pada Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (1991-2001), kemudian mengajar di Jurusan Seni Media Rekam Institut Seni Indonesia tahun 1994-2004. Ia juga pernah tercatat sebagai pengajar tamu di Program D-3 Komunikasi UGM, mengajar fotografi untuk beberapa semester namun tidak berstatus sebagai dosen tetap UGM

     Roy sering menjadi narasumber di berbagai media massa Indonesia untuk bidang teknologi informasifotografi, dan multimedia. Ia juga pernah menjadi pembawa acara e-Lifestyle diMetro TV selama lima tahun. Oleh media masa Indonesia ia sering dijuluki sebagai pakar informatika, multimedia, dan telematika. Setelah lulus dari jurusan Ilmu Komunikasi UGM, Roy Suryo lebih banyak menjadi pengajar di beberapa perguruan tinggi seperti ISI dan almamater-nya UGM, menjadi narasumber seminar dan media massa, hingga menjadi ahlitelematikamultimedia, dan IT.

     Berasal dari hobi yang ditekuninya, ia juga mendapatkan penghargaan dari berbagai lomba seperti lomba fotografi tingkat nasional serta penghargaan dari berbagai pihak, di antaranya dari Kadin bidang Telematika, Menteri Perhubungan Agum Gumelar, Majalah Trend Digital, Telkomsel, dan Garuda Indonesia. Selain di bidang Telematika, ia juga berpartisipasi dalam kepengurusan Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia, Federasi Perkumpulan Seni Foto Indonesia, juga tercatat sebagai salah satu konsultan teknis di situs resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

     Selanjutnya nama Roy Suryo tercatat pernah menjadi Tutor Diklat RCTI, TPI & Reguler di SAV Puskat & Mandiri (mulai 1997), menjadi Widyaiswara Sistem Informasi Diklat Depdagri & Deppen (mulai 1998), Konsultan Internet & Video Teleconference Polda DIY (mulai 1999), Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Teknologi / BPTIY (mulai 1999), Anggota KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah) Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004-2005.

SUMBER :

https://id.wikipedia.org/wiki/Roy_Suryo



Senin, 17 Oktober 2016

Definisi Telematika

     Kata Telematika berasal dari bahasa Perancis “TELEMATIQUE” yang berarti bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Istilah telematika merujuk pada cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekomunikasi, media dan informatika. Istilah Teknologi Informasi itu sendiri merujuk pada perkembangan teknologi perangkat-perangkat pengolah informasi. Para praktisi menyatakan bahwa TELEMATICS adalah singkatan dari TELECOMMUNICATION and INFORMATICS sebagai wujud dari perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah Telematics juga dikenal sebagai (the new hybrid technology) yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu atau populer dengan istilah konvergensi.

Media Komunikasi yang Digunakan untuk Telematika
  • Internet
  • Handphone
  • Video Conference

Perkembangan Telematika Sebelum dan Sesudah Internet Muncul

    Peristiwa proklamasi 1945 membawa perubahan yang bagi masyarakat Indonesia, dan sekaligus menempatkannya pada situasi krisis jati diri. Krisis ini terjadi karena Indonesia sebagai sebuah negara belum memiliki perangkat sosial, hukum, dan tradisi yang mapan. Situasi itu menjadi ‘bahan bakar’ bagi upaya-upaya pembangunan karakter bangsa di tahun 50-an dan 60-an. Di awal 70-an, ketika kepemimpinan soeharto, orientasi pembangunan bangsa digeser ke arah ekonomi, sementara proses – proses yang dirintis sejak tahun 50-an belum mencapai tingkat kematangan.

      Dalam latar belakang sosial demikianlah telekomunikasi dan informasi, mulai dari radio, telegrap, dan telepon, televise, satelit telekomunikasi, hingga ke internet dan perangkat multimedia tampil dan berkembang di Indonesia. Perkembangan telematika penulis bagi menjadi 2 masa yaitu masa sebelum atau pra satelit dan masa satelit.

     Di periode pra satelit (sebelum tahun 1976), perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia masih terbatas pada bidang telepon dan radio. Radio Republik Indonesia (RRI) lahir dengan di dorong oleh kebutuhan yang mendesak akan adanya alat perjuangan di masa revolusi kemerdekaan tahun 1945, dengan menggunakan perangkat keras seadanya. Dalam situasi demikian ini para pendiri RRI melangsungkan pertemuan pada tanggal 11 September 1945 untuk merumuskan jati diri keberadaan RRI sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dengan rakyat, dan antara rakyat  dengan rakyat.Sedangkan telepon pada masa itu tidak terlalu penting sehingga anggaran pemerintah untuk membangun telekomunikasipun masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT (Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim dari Orla ke Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator tunggal siaran radio di Indonesia. Setelah itu bermunculan radio – radio siaran swasta. Lima tahun kemudian muncul PPNO. 55 tahun 1970 yang mengatur tentang radio siaran non pemerintah.Periode awal tahun 1960-an merupakan masa suram bagi pertelekomunikasian Indonesia, para ahli teknologi masih menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”. Misalnya saja, PTT masih menggunakan sentral-sentral telepon yang manual, teknik radio High Frequency ataupun saluran kawat terbuka (Open Were Lines). Pada masa itu, banyak negara pemberi dana untuk Indonesia – termasuk pendana untuk pengembangan telekomunikasi, menghentikan bantuannya. Hal itu karena semakin memburuknya situasi dan kondisi ekonomi dan politi di Indonesia.

       Tercatat bahwa pada masa 1960-1967, hanya Jerman saja yang masih bersikap setia dan menaruh perhatian besar pada bidang telekomunikasi Indonesia, dan menyediakan dana walau di masa-masa sulit sekalipun. Ketika itu pengembangan telekomunikasi masih difokuskan pada pengadaan sentra telepon, baik untuk komunikasi lokal maupun jarak jauh, dan jaringan kabel. Indonesia saat itu belum memiliki satelit. Sentral telepon beserta perlengkapan hubungan jarak jauh ini diperoleh dari Jerman. Pada saat itu, Indonesia hanya dapat membeli produk yang sama, dari perusahaan yang sama, yakni Perusahaan Jerman. Tidak ada pilihan lain bagi Indonesia.

     Keleluasaan barulah bisa dirasakan setelah di tahun 1967/1968 mengalir pinjaman-pinjaman ke Indonesia, baik bilateral ataupun pinjaman multilateral dari Bank Dunia, melalui pinjaman yang disepakati IGGI. Akan tetapi, pada masa inipun inovasi dalam pemfungsian teknologi telekomunikasi masih belum berkembang dengan baik di negeri ini. Peda dasarnya kita memberi dan memakai perlengkapan seperti switches, cables, carries yang sudah lazim kita pakai sebelumnya.

     Badan penyiaran televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya satelit yang semula hanya dimaksudkan sebagai perlengkapan bagi penyelenggara Asian Games IV di Jakarta. Siaran percobaan pertama kali terjadi pada 17 Agustus 1962 yang menyiarkan upacara peringatan kemerdekaan RI dari Istana Merdeka melalui microwave. Dan pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI bisa menyiarkan upacara pembukaan Asian Games, dan tanggal itu dinyatakan sebagai hari jadi TVRI.

     Terdorong oleh inovasi, akhirnya pada tanggal 14 November 1962 untuk pertama kalinya TVRI memberanikan diri melakukan siaran langsung dari studio yang berukuran 9×11 meter dan tanpa akustik yang memadai. Acaranya terbatas, hanya berupa permainan piano tunggal oleh B.J. Supriadi dengan pengaruh acara Alex Leo.

     Lebih setahun setelah siaran pertama, barulah keberadaan TVRI dijelaskan dengan pembentukan Yayasan TVRI melalui Keppres No. 215/1963 tertanggal 20 oktober 1963. Antara lain disebutkan bahwa TVRI menjadi alat hubungan masyarakat (mass communication media) dalam pembangunan mental/spiritual dan fisik daripada Bangsa dan Negara Indonesia serta pembentukan manusia sosialis Indonesia pada khususnya. Sampai tahun 1989, TVRI merupakan operator tunggal di bidang penyiaran televise. Jadi sebelum satelit palapa mengorbit, Indonesia hanya mengenal telekomunikasi yang bersifat terestrial, yakni yang jangkauannya masih dibatasi oleh lautan. Telekomunikasi seperti ini tidak bisa menjangkau pulau-pulau kecuali melalui penggunaan SKKL (Saluran Komunikasi Kabel Laut) yang mahal dan sulit dipergunakan.

     Gagasan tentang peluncuran satelit bagi telekomunikasi domestik di Indonesia bisa ditelusuri asal muasalnya dari sebuah konferensi di Janewa tahun 1971 yang disebut WARCST (World Administrative Radio Confrence on Space Telecomunication).

     Pada konferensi itu di tampilkan pila pameran dari perusahaan raksasa pesawat terbang Hughes. Perusahaan inilah yang mengusulkan ide pemanfaatan satelit bagi kepentingan domestik Indonesia. Hal tersebut disambut oleh Suhardjono yang berlatar belakang militer dan membawa masalah satelit itu sampai ke Presiden RI. Selain pertimbangan kelayakan ekonomi dan teknis, sejarah peluncuran satelit ini juga diwarnai oleh kepentingan politik dimana hubungan antara Indonesia dengan negara- negara lain sudah mulai bersahabat. Di sisi lain, satelit memungkinkan penyebaran luas ideologi negara ke masyarakat luas melalui TV, satelit juga menguntungkan secara ekonomi.

     Komunikasi tentang cara-cara menggali sumber daya alam dapat berlangsung dengan mudah. Ini berlaku untuk kasus tembaga pura (Freeport) dan di Dili. Peluncuran satelit Palapa di Cape Canaveral, Florida, bulan Agustus 1976 pada panel peluncuran terdapat 3 orang Indonesia dan perwakilan dari perusahaan NASA dan Hughes.

     Kejadian ini diresmikan juga melalui pidato kenegaraan oleh presiden Soeharto di Jakarta, tanggal 16 Agustus 1976. ini merupakan satu- satunya proyek teknologi yang mendapat tempat terhormat di gedung Parlemen. Namun peluncuran satelit itu merupakan kebijakan nasional yang gagasan awalnya dicetuskan oleh pemerintah. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Indonesia pernah mengalami ancaman perpecahan. Untuk mempersatukan tanah air yang sangat luas ini diperlukan sarana perhubungan yang mencakup seluruh wilayah nusantara. Proses kelahiran satelit ini hanya melibatkan sedikit teknokrat dan teknolog yang berpihak pada kepentingan Orba.

Telematika Di Indonesia

     Di Indonesia sudah banyak menggunakan system dengan memanfaatkan teknologi, dari proses administrasi, system penyimpanan data, pemrosesan pengiriman data, dan lain-lain. Informasi-informasi sudah bisa di akses dengan mudah dan selalu cepat dalam pembaharuan berita. Contoh yang Telematika sudah di terapakan di Indonesia adalah :

E-commerce
     Prinsip e-commerce tetap pada transaksi jual beli. Semua proses transaksi perdagangan dilakukan secara elektronik. Mulai dari memasang iklan pada berbagai situs atau web, membuat pesanan atau kontrak, mentransfer uang, mengirim dokumen, samapi membuat claim. Luasnya wilayah e-commerce ini, bahkan dapat meliputi perdagangan internasional, menyangkut regulasi, pengiriman perangkat lunak (soft ware), erbankan, perpajakan, dan banyak lagi. E-commerce juga memiliki istilah lain, yakni e-bussines. Contoh dalam kawasan ini adalah toko online, baik itu toko buku, pabrik, kantor, dan bank (e-banking). Untuk yang disebut terakhir, sudah banyak bank yang melakukan transaksi melalui mobile phone, ATM (Automatic Teller Machine – Anjungan Tunai Mandiri) , bahkan membeli pulsa.

Harapan Adanya Telematika Di Indonesia

     Mungkin Harapan dengan adanya telematika di Indonesia saat ini adalah semakin menyempurnakan kemudahan dalam proses mendapatkan informasi semakin cepat, Transparasi dalam Informasi, Informasi dapat diketahui siapa saja karena adanya keterbukaan, Kemudahan dalam memperoleh data, Dengan adanya perkembangan telematika kita dapat memperoleh data dan Informasi dari berbagai sumber, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, Penghematan Waktu. Orang tidak perlu lagi mengorban waktu untuk mengantri lama dalam melakukan transaksi keuangan tetapi cukup dengan melakukan transaksi melalui internet atau ponsel genggam. Serta pemerataan infrastruktur di Indonesia, tidak hanya kota – kota besar saja yang dapat menikmati teknologi tetapi juga desa – desa terpencil diberikan pembelajaran bagaimana cara menggunakan teknologi sehingga mereka yang tinggal di daerah terpencil juga dapat menikmati teknologi yang berkembang. Namun berkembangnya teknologi ini harus dibarengi dengan rasa tanggung jawab dan tidak melanggar norma – norma yang berlaku, perbaikan dan penegasan UU ITE juga secepatnya dilakukan oleh pemerintah. Kemudian pemberlakuan sistem komunikasi bergerak (mobile) LTE di Indonesia, supaya Indonesia tidak tertinggal dengan negara – negara lain dan kecepatan akses data dapat meningkat.

SUMBER :

Jumat, 01 Juli 2016

Adikku Malaikat Kecilku


Aku terlahir dari keluarga sederhana yang hidup di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Pekerjaan orang tuaku adalah seorang petani yang setiap harinya membajak tanah kering kuning. Aku memiliki seorang adik laki - laki yang umurnya hanya selisih tiga tahun dari ku.

Kisah ku ini bermula suatu ketika aku ingin membeli sepasang sapu tangan yang mana semua siswi di sekolahku membawanya. Namun, aku takut untuk meminta uang ke orang tuaku, dan aku pun memberanikan diri untuk mencuri uang sebesar Rp 5000 di laci Ayahku.

Naas, Ayahku begitu cepat mengetahui bahwa uang di lacinya telah berkurang Rp 5000. Kemudian Ayahku mengintrograsiku dan adikku. Dengan menyuruh kami berdua menghadap ke tembok dengan sebatang bambu di tangannya. "Siapa diantara kalian yang telah mencuri uang ayah di laci?" tanya Ayah kepadaku dan adikku. Namun aku takut untuk mengatakan bahwa akulah yang telah mengambil uang itu, karena kami berdua diam membisu kemudian Ayah melanjutkan perkataannya. "Baiklaah, kalau diantara kalian berdua tidak ada yang mau mengaku, aku akan memukul kalian berdua." Dia pun mulai mengangkat batang bambu yang berada di tangannya, yang menandakan kalau beliau ingin memukul kami berdua. Akan tetapi tiba - tiba Adikku mencengkran tangan Ayah dan berkata "Ayah, aku yang melakukannya."

Batang bambu panjang itu pun kemudian menghantam punggung adikku secara bertubi - tubi. Ayahku yang sangat marah terus memukuli adikku hingga lebam dan ada beberapa bagian di punggung adikku mengeluarkan cairan merah.

Setelah beliau merasa puas memukuli adikku, Ayah kemudian memarahi kami. "Sekarang kamu mencuri di rumah, nanti kalian akan mencuri di tempat orang lain. Hal memalukan apalagi yg akan kalian lakukan di luar sana di masa mendatang? Kamu layak menerima pukulan itu, bahkan aku tak akan menyesal jika harus memukulmu sampai mati. Kamu pencuri, tidak tahu malu." Ucap Ayah yang saat tu aku lihat ingin menangis dan kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

Seperginya Ayah, aku dan ibuku kemudian memeluk adikku, tubuhnya penuh dengan luka. Akan tetapi dia sedikit pun tidak meneteskan air mata. Aku pun kemudian meraung sekuat - kuatnya. Namun, adikku dengan tangan kecilnya menutup mulutku dan berkata. "Kak, jangan menangis lagi. Sekarang semuanya sudah terjadi."

Semenjak saat itu, aku terus membenci diriku sendiri, karena aku tidak memiliki keberanian untuk membuka mulut dan mengakui semua perbuatanku. Bertahun - tahun kejadian itu telah berlalu, namun aku selalu merasa bahwa kejadian itu baru kemarin. Aku tidak bisa melupakan raut wajah adikku saat menerima hantaman bambu panjang dari Ayah yang talah melindungiku. Saat kejadian itu, aku berusia 11 tahun dan adikku 8 tahun.

Pada saat adikku lulus SMP dan ingin melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi yaitu SMA yang berada di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, Aku di terima untuk melanjutkan ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, Ayah berjongkok di halaman rumah dengan menghisap rokok tembakaunya.

Aku mendengar percakapan antara Ayah dan ibu "Yah, kedua anak kita telah memberikan hasil yang begitu baik, hasil yang di berikannya sangat memuaskan" ucap ibu yang saat itu mengusap air mata yang mengalir di kedua pipinya yang kemudian menghela nafas panjang dan melanjutkan kata - katanya. "Namun, apa gunanya nilai bagus? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai mereka berdua sekaligus." saat itu juga aku melihat adikku berjalan keluar dan menghampiri ayah dan berkata. "Ayah, aku sudah tidak mau lagi bersekolah, aku sudah banyak membaca buku." Mendengar penuturan adikku Ayah mengayunkan tangannya dan mendaratkannya ke wajah adikku, kemudian berkata. "Mengapa kau memiliki jwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika saya harus mengemis di jalanan, Ayah akan tetap menyekolahkan kalian berdua sampai selesai." Kemudian Ayah turun dan mulai mengetuk di setiap pintu rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku pun menghampiri adikku dan mulai menjulurkan tanganku selembut mungkin ke wajah adikku yang terlihat mulai membengkak, kemudian aku berkata. "Seorang anak laki - laki harus meneruskan sekolahnya, jika tidak dia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan."

Aku pun mulai menghentikan niatku untuk melanjutkan ke universitas. Namun, siapa yang mengira jika keesokan harinya, sebelum subuh. Adikku meninggalkan rumah dengan membawa beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Malam itu dia sempat menyelinap ke kamarku dan meletakkan secarik tulisan yang bertuliskan. "Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Aku akan pergi mencari kerja dan mengirimimu uang untuk biaya pendidikanmu." Aku yang memegangi kertas itu di atas tempat tidurku, kemudian terus - terusan menangis sampai suaraku hilang. Saat itu adikku berusia 17 tahun dan aku 20 tahun.

Dengan uang yang ayah pinjam dari seluruh rumah yang ada di dusun tempat kami tinggal, dan uang yang di kirimkan oleh adikku dari hasil mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas).

Pada suatu hari, aku yang sedang belajar di kamarku, di kejutkan oleh teman sekamarku yang mengatakan bahwa ada seorang penduduk dusun yang sedang menunggumu di luar sana. Aku pun berpikir keras, mengapa ada seorang penduduk dusun yang mencariku? Untuk menghapus rasa penasaranku, akupun beranjak keluar. Ternyata orang yang di sebut penduduk dusun oleh temanku itu adalah adikku. Aku juga melihat seluruh tubuhnya kotor tertutup debu semen dan pasir.

"Mengapa kamu tidak mengatakan kalau kamu adalah adikku kepada temanku?" tanyaku setibanya di depan adikku.

Dengan senyum yang polos dia menjawab "Kakak lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir setelah tahu kalau aku ini adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?"

Aku merasa terenyuh dengan kata - kata adikku, tanpa aku sadari aku mulai mengeluarkan air mata dan menangis. Kemudian aku menyapu seluruh debu - debu yang menepel di tubuh adikku itu, kemudian aku berkata. "Aku tidak perduli dengan omongan orang, siapapun itu, apapun itu. Walau bagamanapun juga kamu adalah adikku. Bagaimanapun penampilanmu kamu adalah adikku."

Dari dalam sakunya, dia mengeluarkan sebuah jepit ramput berbentuk kupu - kupu, kemudian ia memakaikannya kepadaku, kemudian menjelaskannya kepadaku. "Aku melihat seluruh gadis kota memakainya. Jadi, aku pikir kamu juga harus memiliki satu." Aku yang tidak bisa menahan diri lebih lama lagi langsung menarik adikku itu kedalam pelukanku dan menangis. Saat itu adikku berusia 20 tahun dan aku 23 tahun.

Aku memiliki seorang pacar, dan ini adalah pertama kalinya aku membawanya untuk bertamu kerumahku. Kaca jendela yang semula aku tahu sudah pecah, ternyata sudah di ganti semua. Bukan hanya itu, seluruh isi rumah juga sangat terlihat bersih. Sepulangnya pacarku, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. "Bu, ibu tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk membersihkan rumah kita." ucapku kepada ibu.

Akan tetapi ibu hanya tersenyum kemudian dia menjelaskan. "Semua ini adalah kerjanya adikmu yang pulang lebih awal untuk membersihkan rumah ini. Apa kamu tidak melihat luka yang ada di tangannya? Ia terluka ketika mengganti semua kaca jendela itu." Aku pun kemudian berlari masuk ke ruangan kecil tempat adikku. Melihat mukanya yang begitu kurus, seratus jarum terasa menusuk tubuhku. Aku pun menggosokkan saleb ke lukanya. "Apakah itu sakit?" tanyaku

"Tiidak, Kak. Aku tidak merasakan sakit. Kakak tahu? Ketika aku bekerja di lokasi konstruksi, batu - batu berjatuhan di kakiku setiap waktu. Bahkan hal itu tidak membuatku untuk berhenti bekerja dan..." dia menghentikan perkataannya. Aku kemudian membalikkan tubuhku dan memunggunginya, seketika air mataku mengalir deras. Saat itu adikku berusia 23 tahun dan aku 26 tahun.

Saat aku menikah, aku ikut suamiku yang tinggal di kota. Aku dan suamiku sudah sangat lelah untuk mengajak keluargaku datang dan tinggal bersama kami, akan tetapi mereka tidak pernah mau. Alasannya, jika mereka meninggalkan dusun, mereka tidak tahu harus bekerja apalagi. Begitu juga dengan adikku, dia berkata "Kakak, jagalah saja mertuamu. Aku akan menjaga Ayah dan Ibu disini."

Suatu hari, Suamiku naik jabatan menjadi seorang direktur. Aku dan suamiku inginkan adikku mendapat pekerjaan sebagai manajer pada departeman pemeliharaan. Tetapi lagi - lagi adikku menolak niat baik kami.

Adikku bersikeras untuk bekerja sebagai pekerja reparasi. Suatu hari di atas tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, Ketika itu dia mendapat sengatan listrik dan masuk rumah sakit. Aku dan suamiku pergi kerumah sakit menjenguknya, melihat Gips putih berada di kakinya, aku menggerutu. "Mengapa kamu menolak untuk menjadi manajer? Kalau menjadi manajer tidak akan pernah mendapat pekerjaan yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, lukamu sangat serius. Mengapa kau tidak mau mendengarkan kakak dan abangmu?"

Dengan raut yang serius di wajahnya, dia membela keputusannya. "Kakak, pikirkan kakak ipar, ia baru saja menjadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menuruti permintaan kalian untuk menjadi manajer. Berita apa nantinya yang akan di dapatkan kakak ipar?" Mata suamiku seketika di penuhi dengan air mata. Aku pun kemudian mengeluarkan kata - kata. "Tapi kamu tidak berpendidikan juga karena aku!!!"

"Sudahlah, Kak. Jangan mengungkin masa lalu." Adikku kemudian menggenggam tanganku. Saat itu usianya 26 tahun dan aku 29 tahun

Setelah adikku menginjak usia 30 tahun, dia menikahi seorang gadis petani dari dusun di mana kami di besarkan. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya.

"Siapa orang yang paling kamu hormati dan kasihi dimuka bumi ini?"

Tanpa, bahkan mungkin tidak berpikir adikku menjawab. "Kakakku" kemudian dia melanjutkan dengan sebuah cerita usang yang bahkan aku sudah tidak mengingatnya. "Dulu, sewaktu saya dan kakakku ingin berangkat ke sekolah SD. Sekolah kami berada di dusun yang berbeda. Setiap hari aku dan kakakku harus berjalan kaki selama dua jam untuk pergi kesekolah dan pulang kerumah. Suatu hari, aku kehilangan satu dari kaus tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya menggunakan satu saja dan harus berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba dirumah, tangannya sangat gemetaran oleh cuaca yang begitu dingin, sampai - sampai ia tidak bisa memegang sendoknya. Sejak saat itu, saya kemudian bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."

Seketika suara tepuk tangan membanjiri tempat itu. Semua tamu kemudian memalingkan wajahnya ke arahku. Kata - kata yang sangat sulit terucap dari bibirku pun kemudian keluar. "Di dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku." Dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mataku bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

Bisakah kita memiliki jiwa yang besar seperti si adik yang seperti di dalam kisah ini???
Tapi, walau bagaimanapun juga yang namanya saudara patut kita jaga dan hormati, apakah itu seorang adik atau seorang kakak. Karena apalah arti hidup kalau tidak bisa membahagiakan saudara dan keluarga kita. 

http://diaryyunusman.blogspot.co.id/2015/04/kisah-nyata-adikku-malaikat-kecilku.html

Minggu, 05 Juni 2016

Resensi Buku "Mama Berhati Emas"



Identitas Buku

  • Judul Buku            : Mama Berhati Emas
  • Pengarang             : Widya Suwarna
  • Penerbit                 : PT. Penerbitan Sarana Bobo
  • Kota tempat terbit : Jakarta
  • Tebal                      : 7mm
  • Harga                      : Rp. 12.000,

Ringkasan Isi Buku


     Buku kumpulan cerpen Bobo yang dibukukan memuat banyak kisah menarik didalamnya. Terbagi dari beberapa seri kumpulan cerpen. Terdiri dari 13 cerpen pilihan yang banyak mengandung nilai-nilai norma dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Yang salah satu cerpennya yang berjudul Mama Berhati Emas. Cerita sederhana tetapi hikmah yang dapat diambil sangatlah berarti.



     Menceritakan tentang seorang anak bernama Sinta yang memiliki ibu dengan sifat dan penampilan yang berbeda dengan ibu teman-temannya yang selalu rapi, mengenakan sepatu hak tinggi, menggunakan lipstick, dan pergi ke salon. Sedangkan ibunya berambut sebahu yang suka mengenakan kemeja dan celana panjang, berpenampilan seperti laki-laki. Sinta sempat berfikir apa yang bisa ia banggakan dari ibunya itu yang setiap hari mengayuh sepedanya untuk bekerja di pasar. Namun dibalik semua itu barulah ia sadar bahwa ibunya memilki hati seperti emas. Hati yang tidak dimiliki oleh ibu teman-temannya. Sebuah kebanggaan yang tidak dapat dimiliki oleh setiap orang. Kebanggaan tidaklah selalu memiliki sesuatu yang berharga, tetapi memiliki sesuatu yang tidak dapat mudah dimiliki setiap orang.



     Disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami, terutama oleh anak-anak dan yang dilengkapi dengan ilustrasi menarik. Sehingga penyampaian dari isi cerita tersebut dapat terserap dengan cepat oleh pembaca. Pembagian antar cerpen yang satu dengan cerpen yang lainnya tersusun dengan rapih, sehingga mempermudah dalam membacanya dan mencari cerpen secara acak. Mengandung banyak amanat dan hikmah yang dapat kita ambil di dalamnya. Namun problematika yang ditampilkan masih tergolong cukup sederhana, yang biasanya dialami oleh anak SD. Salah satu cerpennya ada yang menceritakan tentang kehidupan anak dari orang kaya, yang sekiranya dapat membuat iri anak-anak dengan kehidupannya yang sederhana. Seperti kita ketahui buku ini dapat dibaca oleh siapa pun. Identitas buku kurang lengkap, seperti tidak adanya tahun diterbitkannya buku tersebut. Sehingga sulit untuk dianalisis.

 


Identitas Buku


  • Judul              : RANKING 1st BUKAN SEGALANYA 
                                   (Bekal Memantik Sukses Sesungguhnya)

  • Penulis           : Bambang Wahyudiono
  • Penerbit          : Raih Asa Sukses
  • Tempat Terbit : Jakarta
  • Tahun Terbit   : 2012
  • Cetakan ke      : 1
  • Tebal Buku      : iv + 188 halaman
  • Harga               : Rp. 30.000
  • Editor               : Andriansyah
  • Disain Sampul : Yudi Haryanto
  • Ukuran Buku   : p 20cm, l 14cm

Ringkasan Isi Buku

Pepatah latin mengatakan :
"NON scholae sed vitae discimus"
yang artinya kita belajar bukan untuk sekolah melainkan untuk hidup.


     Kalau orang mengatakan tugas utama mahasiswa kuliah, saya masih bisa sependapat. Tapi saya tidak setuju bila dikatakan prestasi akademik yang tinggi otomatis menjadikan karier seseorang di tempat kerja kelak tinggi juga. Prestasi mahasiswa adalah prestasi akademik atau hard skills. Prestasi sebenarnya bukan saat di kelas, prestasi atau sukses itu setelah tamat kuliah. Dunia karier!. Baik sebagai karyawan atau wirausaha.

     Sukses dunia karier tidak ditentukan ranking satu, cumlaude atau prestasi akademik, tapi 90% ditentukan oleh soft skills. Keterampilan-keterampilan yang justru minimal diajarkan di sekolah atau perguruan tinggi. Ada banyak cara yang bisa untuk memperoleh sukses. Orang sukses ada yang dengan cara alami atau ada juga dengan cara lain. Buku ini hanya bercerita tentang bagaimana sukses dengan cara yang bisa dipelajari melalui proses kematangan diri dan kematangan berorganisasi.
Kematangan tidak bisa diasah dari kegiatan menghafal pelajaran. Kematangan hanya bisa diperoleh dengan praktik-praktik nyata terutama di luar kelas, di kehidupan sosial, berorganisasi dan sebagainya.



     Untuk bisa menjadi manajer tidak cukup hanya mahir kemampuan teknis. Manajer harus punya kemampuan leadership, kerjasama yang baik, komunikasi dan kemampuan memengaruhi orang lain atau influencing people.
     Buku ini memuat enam bagian yang menyatu, dari kenyataan yang ada hingga tips how to mengatasi berbagai persoalan untuk dapat lolos ke tangga prestasi. Tentu saja karyawan atau pun wirausaha yang sukses. Banyak kisah nyata dan pendapat para ahli di bidangnya yang diulas dan dikritisi dalam buku ini termasuk apa yang menjadi budaya di negeri ini. Semuanya untuk mencari tahu dan membuktikan apa kunci mereka yang sukses.

     Selagi mahasiswa atau pelajar banyak sekali kesempatan yang bisa diasah semenjak dini. Dunia ini anomali bagi yang tidak mampu dengan rahasia hard skills dan softskills. Keduanya harus dikuasi secara berimbang bagi mereka yang ingin sukses. Kuliah hanya bagian kecil dari proses menuju sukses, namun jalan masih sangat berliku untuk meraih segalanya.

     Bagian kedua dimulai dengan ulasan kenapa ranking 1 bukan segalanya : pemimpin tidak mesti ranking satu, sukses karier meski bukan bidangnya, faktor soft skills dan hard skills, sistem pendidikan belum maksimal. Ranking satu tapi soft skills rendah identik dengan ketidaksuksesan.
Bagian tiga membahas bagaimana menentukan jalur karier : menghalau hambatan diri, bila keliru memilih tempat kerja, menetapkan pilihan berkarier, meningkatkan kompetensi berkarier, memilih Sekolah Menengah Kejuruan, hingga jawaban sanggupkah saya berwirausaha.

     Tuntutan dunia kerja dimuat di bagian empat. Dimulai tips bagaimana proses dan lolos seleksi kerja, tuntutan kompetensi profesi, referensi kerja, leadership dan team work, dan bagaimana penilaian prestasi dunia kerja dilakukan. Bagian ini diakhiri dengan bagaimana menjadi pribadi berpengaruh dan ragam tuntutan seorang wirausaha.

     Sebelum bagian enam penutup, disajikan bagaimana seharusnya yang merupakan inti how to buku ini yaitu bagian lima. Bagian diawali dengan mengubah paradigma, mengasah soft skills sewaktu sekolah atau kuliah, developt soft skills sebelum pensiun dari karyawan, menyadari kesalahan berpikir, berpikir positif, sukses modal spiritual, belajar terus tanpa henti. Selama hayat masih dikandung badan.

     Pada bagian akhir ada statement, apa pun risiko jalan hidup yang terjadi menjadi sukses atau tidak. Sisi positif seorang ranking satu seharusnya menjadikan hidup yang tidak gampang menyerah, tidak gampang frustasi dengan himpitan karier, daya mampu menghindari sikap hidup tidak produktif, malas dan tidak bertanggungjawab. Satu lagi yang sangat berarti bagi seorang yang pernah meraih ranking satu, yaitu melekatnya budaya malu pada diri. Malu bila tidak dapat berbuat terbaik dibandingkan dengan orang lain atau malu bila dianggap tidak berprestasi oleh yang menilai diri kita. Apa pun, sukses itu relatif lantaran dinilai oleh makhluk Tuhan juga. Sukses itu setelah kehidupan kini berakhir. Babak baru dengan modal terbaik yang tergoreskan oleh kiprah diri kita sendiri.



Kelebihan

  1. Terdapat kalimat-kalimat inspiratif dalam buku. Kalimat-kalimat itu biasanya dicetak tebal.
  2. Terdapat True Story (cerita nyata) dari rekan kerja dan pengalaman hidup penulis yang
  3. dapat memotivasi pembaca.
  4. Dengan bahasa yang santai dan tidak menggunakan kata-kata kias yang banyak membuat buku mudah dipahami.
  5. Disain halaman yang menarik dapat membuat pembaca tidak jenuh membaca buku ini.
  6. Dalam menjelasakan opini penulis selalu dipaparkan pula mengenai fakta-fakta yang ada dalam masyarakat, membuat pembaca yakin akan buku ini.
  7. Dalam buku ini juga menjelaskan poin-poin penting dalam melamar kerja.
  8. Banyak menggunakan analogi-analogi membuat pemahaman isi lebih baik.



Kekurangan

  1. Beberapa kata menggunakan istilah bahasa inggris jadi bagi yang kurang mengerti bahasa inggris butuh menyesuaikan.
  2. Banyak penggunaan tanda baca yang salah.
  3. Gambar-gambar dan disain halaman berwarna hitam putih.


Saran

     Mengingat tingkat keterbacaan dari buku ini maka, buku ini baik dan layak dibaca untuk usia 15 sampai dengan dewasa. Mulai dari siswa SMA, Mahasiswa, Karyawan dan Calon Pegawai.

Kamis, 28 April 2016

Penelitian Money Politics

 Money Politics


1.1. Latar belakang masalah
Tindakan yang sering terjadi dalam suatu pemilu atau pilkada adalah moneypolitics atau lebih di kenal di indonesia adalah serang fajar dalam dunia politik Indonesia, serangan fajar adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bentuk politik uang atau Money politics dalam rangka membeli suara yang di lakukan oleh satu atau beberapa orang untuk memenangkan calon yang bakal menduduki posisi sebagai pemimpin politik. Money politics umumnya menyasar kelompok masyarakat menengah ke bawah dan kerap terjadi menjelang pelaksanaan pemilihan umum. Bentuk politik uang yang dilakukan adalah dengan cara membagi-bagikan uang menjelang hari pemungutan suara dengan tujuan agar masyarakat memilih partai atau bakal calon pemimpin negara atau daerah tertentu.

1.2. Batasan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas adalah perngertian money poltics dalam pemilu dan pilkada.

1.3. Landasan teori
serangan fajar atau money politics bukanlah fenomena baru dalam jagad politik tanah air. Praktik politik kotor ini inheren dalam budaya dan sistem politik elektoral kita. Dalam setiap hajatan pemilu, hampir bisa dipastikan semua kontestan menggunakan uang untuk mempengaruhi partisipasi pemilih. Secara legal formal, money politics dianggap ilegal dan melanggar hukum. Meski pelakunya diancam hukuman penjara, namun barter suara demi uang justru makin marak.

Dalam konteks ini, teori Niccolo Machiavelli menemukan relevansinya. Bukunya II Principe yang ditulis tahun 1500-an Masehi menginspirasi para petualang politik bahwa kekuasaan bisa diperoleh dengan cara apapun. Bagi Machiavelli dunia politik itu bebas nilai. Politik jangan dikaitkan dengan persoalan moralitas. Dalam politik yang terpenting bagaimana seseorang berusaha dengan berbagai macam cara mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan. Meski cara-cara tersebut inkonstitusional bahkan bertentangan dengan nilai-nilai moral.

Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson dalam No Easy Choice (1977) menyodorkan dua model partisipasi yaitu, partisipasi otonom (autonomous participation) dan partisipasi yang dimobilisasi (mobilized participation). Partisipasi jenis pertama merupakan kegiatan suka rela warga negara. Artinya, partisipasi dilakukan dengan tanpa paksaan dan bebas dari pengaruh apapun. Sedangkan partisipasi jenis kedua merupakan partisipasi yang digerakkan oleh banyak faktor seperti ancaman, tekanan dan intimidasi serta suap.

Dalam kategori teori Huntington dan Nelson, politik uang merupakan bagian dari partisipasi yang dimobilisasi karena tidak didasarkan pada pilihan rasional. Rakyat mencoblos karena ada iming-iming uang bukan karena pilihan sadar tentang pemimpin berdasarkan visi dan misi. Praktik politik uang ini akibat dari mahalnya ongkos demokasi kita.

Demokrasi semu (pseudo demokrasi). Pemilu dibuat seolah demokratis, diciptakan sebuah kondisi seolah-olah demokratis meski sebenarnya bukanlah demokrasi yang hakiki. Demokrasi kita yang begitu besar, ternyata dibarengi dengan praktik politik yang tidak demokratis.

1.4. Pembahasan
Praktik serangan fajar atau money politics tentu menjadi kisah menyedihkan dalam pemilu kita. Sedih karena rakyat memaknai ritual demokrasi lima tahunan ini sebatas ajang mencari keuntungan materi. Sementara elit tak ada hentinya mengeksploitasi rakyat sebagai objek jual beli suara demi ambisi kekuasaan. Tak ada lagi ruang beradu argumen visi dan misi serta program kerja calon, yang ada hanyalah ruang transaksi logistik antara elit dan rakyat.

Menghalalkan macam cara tampak dalam praksis sejumlah kader partai politik yang melakukan money politics untuk meraih kekuasaan. Pemilih yang menerima money politik biasanya  kelompok masyarakat menengah ke bawah dan kerap terjadi menjelang pelaksanaan pemilihan umum. Bentuk politik uang yang dilakukan adalah dengan cara membagi-bagikan uang menjelang hari pemungutan suara dengan tujuan agar masyarakat memilih partai atau bakal calon pemimpin negara atau daerah tertentu.

1.5.Kesimpulan
Menurut penulis dari praktik serangan fajar atau money politics  Pertama, sulitnya menciptakan pemilu jujur, keadilan, dan fair. Dengan uang kemenangan dapat dibeli. Dalam kondisi semacam itu, tentu yang akan lahir adalah pemimpin despotik dan tidak pro rakyat. Kedua, Merusak kepercayaan publik. Pemilu tak lagi dipercaya sebagai sistem yang dapat melahirkan pemimpin baik karena pemilu bisa direkayasa dengan uang. Siapapun calonnya, bisa dipastikan yang menang adalah mereka yang mempunyai kecukupan kapital.


Oleh karena itu, proses pendidikan politik dan pemilih cerdas senantiasa selalu digelorakan guna menciptakan demokrasi yang sehat. Tanpa itu semua, kita pasti akan kesulitan mengkonsolidasikan demokrasi. Sebagai catatan akhir, partisipasi rakyat secara suka rela sebagai prasayat untuk menciptakan sistem demokratis demi lahirnya pemimpin adil dan berintegritas.

sintya wijayanti
18113509

Refrensi

Minggu, 20 Maret 2016

            Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menghadiri pelantikan pengurus Partai NasDem se-DKI Jakarta. Acara pelantikan ini juga dihadiri oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Kedua tokoh ini dikelilingi massa 'Teman Ahok'. Massa tersebut adalah ribuan kader Partai NasDem yang mengenakan kaos 'Teman Ahok'. Mereka duduk di tribun di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (20/3/2016). Sementara itu Surya Paloh duduk berdampingan dengan Ahok di kursi yang disediakan di tengah Istora. Menteri LHK Siti Nurbaya yang juga kader NasDem juga hadir dalam pertemuan ini. Siti Nurbaya hadir lebih dulu bersama dengan Surya Paloh sekitar pukul 15.40 WIB. Surya Paloh tampak mengenakan jas berwarna hitam dan pejabat lainnya menggunakan jaket kebesaran partai yang berwarna biru gelap. Elite NasDem seperti  Akbar Faizal, Taufik Basari, dan Viktor Laiskodat menyusul mengikuti acara mengenakan jas kebesaran NasDem berwarna biru tua. Kehadiran mereka disambut tepuk tangan hadirin. 

            Tak lama mereka hadir, gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tiba sekitar pukul 15.50 WIB. Kehadiran Ahok yang mengenakan batik lengan panjang warna biru cerah ini disambut tepuk tangan meriah para 'Teman Ahok' dari NasDem. Sampai berita ini diturunkan acara ini masih berlangsung. Acara ini dihadiri oleh ribuan kader Partai NaDdem yang kompak mengenakan baju Teman Ahok. Ribuan kader Partai Nasional Demokrat (NasDem) datang ke acara pelantikan pengurus partai NasDem DKI Jakarta. Mereka kompak menggunakan seragam Teman Ahok. Seperti yang diketahui, partai pimpinan Surya Paloh ini telah mendeklarasikan dukungannya kepada calon petahana Ahok untuk pertarungan pilkada DKI 2017. Seakan ingin membuktikan hal tersebut, partai NasDem kemudian membagikan kaos Teman Ahok kepada para kadernya dalam acara pengurus partai untuk wilayah DKI Jakarta. Kader partai NasDem dari berbagai wilayah se Jakarta ini mengaku mendapatkan kaos Teman Ahok ini Sabtu malam (19/3/2016) di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kaos Teman Ahok yang disediakan ini berjumlah 3.000 buah.

            "Kami dukung Pak Ahok!," ujar para pendukung dengan kompak sesaat menjelang acara di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu, (20/3/2016). Kaos Teman Ahok ini berwarna dominan putih dengan aksen biru di lengan. Di bagian depan terdapat tulisan Teman Ahok dengan ukuran yang cukup besar. Sedangkan di bagian belakang kaos terdapat tulisan "Ahok-Heru untuk Pilkada Jakarta 2017-2022". Acara pelantikkan pengurus partai NasDem DKI Jakarta ini dijadwalkan akan dihadiri oleh ketum NasDem, Surya Paloh, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dan pimpinan wilayah DKI Jakarta. Acara sendiri akan dimulai pukul 16.00 WIB. Ketua PDIP Bidang Organisasi dan Keanggotaan Djarot Syaiful Hidayat menghadiri acara pengukuhan pengurus ranting PDIP se-Jakarta Barat. Dalam pesannya kepada kader ranting PDIP, Djarot menekankan agar kader siap berkonsolidasi menuju agenda politik seperti Pilkada 2017.

            Ia menyebut awal kebangkitan PDIP terlihat pada 2012 ketika pasangan Joko Widodo dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menang di Pilkada DKI. PDIP sebagai salah satu partai pengusung pasangan ini. "Kita yang merasa tersisih, tapi di 2012 membuktikan bisa bangkit. Partai Moncong Putih bangkit. PDIP menjadi salah satu parpol pengusung Pak Jokowi dan Pak Basuki bisa menang," ujar Djarot dalam pidato di acara pengukuhan di GOR Grogol, Jakarta Barat, Minggu (20/3/2016). Keberhasilan PDIP terasa ketika Pemilu 2014 baik pemilihan legislatif serta pemilihan Presiden. Kemenangan di Pemilu legislatif mengantarkan PDIP meraih 109 kursi di DPR. Lalu di DPRD DKI, PDIP punya 28 kursi. "Tahun 2014, di pemilu legislatif kita menang. Di (DPRD) DKI 28 kursi. Untuk DPR RI 106 kursi. PDIP itu partai gotong royong, bukan individualis," tutur Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.

            Kemudian, ia mengingatkan lagi pentingnya suara kader daerah menyongsong persiapan Pilkada 2017. Aspirasi daerah yang diserap ini merupakan suara dari bawah untuk didengar pengurus DPP. Pengurus ranting setiap Jakarta mesti memulai menyukseskan demi kebaikan untuk masyarakat. "Kalian yang mulai menyapa, memperkenalkan partai ke masyarakat. Apa kalian siap untuk mewujudkan Jakarta baru? Siap tidak?" kata Djarot. "Ini grass root, suara didengarkan, bagaimana keresahan, aspirasi pengurus ranting. Tapi, saya ingin memastikan, minta tolong, sanggupkah teman-teman untuk konsolidasi. Demi partai dengan cara santun, menghormati, menghargai sebagai warga negara," sebutnya. Lalu, Djarot menekankan juga agar kader ranting PDIP se-Jakarta Barat ikut mendukung dirinya serta Gubernur Basuki Tjahaja Purnama untuk menyelesaikan tugas sampai 2017. Komitmen ini sebagai tanggung jawab moral PDIP mendukung pelaksanaan pemerintahan DKI.

            "Sebagai Wakil Gubernur yang ditugaskan oleh partai saya mempunyai kewajiban. Saya ingin memastian, bahwa semua itu bisa terwujud, sampai 2017, sebagai parpol, yang mengusung Jokowi-Basuki sejak 2012, maka itu kewajiban moral," sebutnya. Menjelang Pilkada DKI yang dihelat tahun depan, kelompok pendukung bakal calon gubernur terus bermunculan. Setelah Teman Ahok, kini muncul Sahabat Djarot sebagai pendukung Wakil Gubernur DKI Djarot Syaiful Hidayat untuk maju di Pilkada tahun depan. Djarot mengaku belum berkomunikasi dengan kelompok Sahabat Djarot. "Belum. Belum pernah dia ngomong (ke saya) untuk nyalonkan saya. Partai (PDIP) juga belum," kata Djarot sebelum acara pengukuhan pengurus ranting Jakarta Barat, di GOR Grogol, Jakarta Barat, Minggu (20/3/2016).

            Dia menambahkan bila kemunculan Sahabat Djarot ini tak bisa dilarang. Meski mengaku belum  berkomunikasi, Djarot hanya mengetahui bila Sahabat Djarot ini tak bekerja untuk mengumpulkan KTP. "Biarin saja, mungkin mereka (Sahabat Djarot, red) berimprovisasi. Dan, silakan saja. Semua warga negara kan berhak untuk seperti itu kan ya. Tetapi kan apa ya, kita kan tidak mengumpulkan KTP ya? Iya kan, nggak kumpulkan KTP. Masa dilarang-larang anak-anak muda itu. Biar saja," tuturnya. Sejauh ini, kata Djarot, ia masih diberikan amanah oleh PDIP agar fokus menuntaskan jabatan hingga 2017. Janji awal Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama ketika masih menjadi pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI harus direalisasikan. "Terus terang saja kami, saya itu ditugasi untuk tetap mengawal, memastikan bahwa janji-janji politik, misi-misi Pak Jokowi  dan Pak Basuki pada 2012 bisa terwujud, terealisasikan sampai 2017," ujar eks Walikota Blitar itu.

Dua pimpinan DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat masuk bursa bakal calon gubernur untuk Pilkada tahun depan. Namun, Djarot menegaskan komunikasibya dengan Ahok terhadap program pemerintahan ibukota terus berjalan.

            Menurutnya, tak ada benturan dan terpecah karena isu pemilihan Gubernur DKI tahun depan. Sebagai wakil gubernur, Djarot sadar posisinya karena diminta Ahok. "Yang meminta saya mendampingi itu Pak Ahok. Itu meminta kepada ketua umum. Kemudian, saya mendapatkan rekomendasi dari partai. Maka saya juga harus setia kepada partai. Saya juga setia pada Pak Ahok. Iya toh. Enggak mungkin dong, kita berbenturan dengan pak Ahok," kata Djarot di sela pengukuhan pengurus ranting se Jakarta Barat, di GOR Grogol, Minggu (20/3/2016). Menurutnya, keharmonisan menjadi wakil gubernur harus dijaga sampai masa tugas selesai. Secara etika dan moral, hal ini yang menjadi pola pikirnya. "Karena dia (Ahok, red) yang meminta kita kok. Ya kan. Itu etika, moral. Moral pemerintahan. Tidak boleh terpecah dan mengadu satu sama lain," tuturnya.

            Bagi Djarot, soal namanya masuk bursa cagub DKI diserahkan ke mekanisme PDIP. Ia tak ingin berandai-andai bila namanya diajukan partai atau tidak. Saat ini, diingatkannya yang terpenting adalah komitmen menjaga pemerintahan hingga masa bakti 2017. "Saat ini tetap setia dengan Pak Ahok ya, harus mendampingi beliau, memastikan semua program Pemprov DKI itu berjalan dengan baik. Sesuai komitmen kita ini kita tuntaskan sampai 2017. Jadi, gak papa," sebut eks Walikota Blitar itu. Lagipula, menurut Djarot,dirinya diperintahkan PDIP untuk tetap fokus sebagai Wakil Gubernur DKI. Jalan menuju Pilkada DKI dilihatnya masih panjang. "Saya diperintahkan oleh partai untuk tetap setia, agar tak memikirkan ke sana. Karena jalan masih panjang. Karena aturan-aturan Pilkada ini masih digodok dan dibahas ya. Kita tunggu aja yang sabar," ujarnya. Djarot pun belum yakin bila dirinya pasti diusung PDIP untuk maju ke Pilkada DKI tahun depan.

            "Itu kan kalau. Itu masih belum pasti. Ikutin saja mekanismenya. Saya sampaikan tadi, setialah pada sumbermu. Makanya saya setia terhadap partai, saya juga setiap pada Pak Ahok," katanya. Wakil Gubernur DKI Djarot Syaiful Hidayat menegaskan kampanye tak boleh dilakukan di tempat milik fasilitas umum. Hal ini termasuk larangan kampanye di acara yang menjadi milik khalayak umum seperti hari bebas berkendaraan (car free day). Diingatkan Djarot, car free day ada aturan larangan tak boleh untuk melakukan aktifitas politik. "Kan sudah ada ketentuannya car free day  tidak boleh digunakan untuk aktifitas politik, ya itu berarti menurut saya pelanggaran dan tidak boleh," kata Djarot sebelum acara pengukuhan pengurus ranting PDIP se-Jakarta Barat di GOR Grogol, Minggu (20/3/2016). Djarot menjelaskan car free day yang diselenggarakan setiap hari Minggu merupakan acara agar masyarakat bisa berekspresi secara positif. Bila aktivitas politik untuk kepentingan Jakarta seperti bagi-bagi pohon untuk penghijauan atau larangan penggunaan plastik maka tak menjadi masalah. Namun, berbeda bila digunakan untuk kepentingan kampanye.

            "Car free day untuk warga Jakarta di dalam hari Minggu itu untuk berekspresi, ya berolahraga, bercengkerama. Jangan dimanfaatkan macam-macam. Boleh dimanfaatkan, tapi itu untuk kepentingan Jakarta. Misalnya Bagi-bagi pohon untuk penghijauan. Tapi,  kalau untuk kepentingan-kepentingan politik ya jangan. Jangan lah. Tidak baik itu," sebutnya. Dia menambahkan fasilitas umum juga tak layak dipakai untuk kampanye. Bila dipaksakan dipakai maka hal tersebut justru merusak demokrasi."Seperti itu tidak baik ya. Itu tidak baik bagi demokrasi kita," tuturnya. Djarot pun menceritakan pengalamannya ketika menjabat Walikota Blitar, Jawa Timur. Setiap acara kepentingan partai politik maka Djarot menghindari penggunaan fasilitas pejabat seperti kendaraan dinas. "Bahkan sejak saya jadi walikota, ketika acara-acara partai pun, saya selalu menggunakan kendaraan pribadi pun. Saya tidak pernah. Tanya saja. Bahkan ketika di Blitar pun, saya tidak mau menggunakan kendaraan dinas," ujarnya.


Sumber :

By :
Free Blog Templates

Doraemon Cute Cursors